Bos PTPN Ungkap Beratnya Bisnis Teh Fokus ke Kopi Arabika

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil perkebunan sawit dan tebu menjadi komoditas utama pemberi pendapatan terbesar dari Holding Perkebunan Nusantara. Namun, komoditas lain juga mulai dibesarkan oleh kumpulan perusahaan negara yang bergerak pada bidang hasil kebun ini, seperti teh dan kopi.

Hanya saja dua komoditas itu sedang mengalami tekanan karena konsumsi yang berkurang imbas pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PTPN III Holding Muhammad Abdul Ghani.

"Adanya pandemi ini kegiatan minum-minum berkurang, volume turun dan tertekan," katanya dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (16/9/2021).

Gani juga menjelaskan untuk, komoditas teh memang sudah bermasalah dari 20 tahun lalu. Di mana harga jual teh lebih rendah ketimbang harga pokok produksi. Makanya, selain menunggu momentum pemulihan ekonomi sehingga konsumsi mulai menanjak, ada beberapa langkah aksi korporasi yang dilakukan.

Mulai dari penataan ulang bisnis teh, seperti membagi bisnis teh yang berada di dataran tinggi untuk dipertahankan. Sementara untuk yang berada di dataran rendah akan dipadukan dengan bisnis model baru seperti pariwisata atau kombinasi perkebunan dengan destinasi wisata.

Sementara untuk untuk meningkatkan pendapatan perusahaan PTPN yang mengurusi kopi, bisnis model baru yang akan terapkan ada konversi tanaman pada kebun.

"Kopi kita fokus pada arabika. Jadi nanti yang robusta akan dikonversi ke tanaman tebu. Jadi di Jawa itu nanti ada 22 hektare tanaman karet dan kopi kita konversi ke tebu sebagai program gula nasional," katanya.

"Sementara untuk yang Arabika akan kita kembangkan di Ijen, kualitas kita perbaiki hingga biaya bisa turun dan kita lakukan optimalisasi di sana," katanya.



[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)

Related Posts

0 Response to "Bos PTPN Ungkap Beratnya Bisnis Teh Fokus ke Kopi Arabika"

Post a Comment